KOMPLIT | Di era
digital ini, dunia pendidikan harus beradaptasi terhadap revolusi industri 4.0.
Hal itu yang menjadi dasar dilaksanakannya seminar nasional Teknologi Informasi
oleh Universitas Katolik Santo Thomas (UNIKA) Medan pada Rabu (19/12) pagi yang
bertajuk ‘Pendidikan Digital di Era Revolusi Industri 4.0”. Acara itu digelar di
Aula Magna Lt.3 Gedung Perpustakaan kampus yang beralamat di Setia Budi itu.
Drs. Lamhot Sitorus MKom selaku Dekan Fakultas Ilmu
Komputer pada sambutannya seperti dirilis kepada Redaksi Komplit mengatakan, masih jelas di ingatan banyak orang
tentang kegalauan berbagai bangsa ketika memasuki tahun 2000 lalu.
“Peristiwa yang dikenal dengan singkatan Y2K (Year 2
Kilo) kala itu adalah kesalahan perhitungan oleh komputer yang disebabkan oleh
sistem penyimpanan tanggal yang hanya menyediakan dua digit untuk tahun, dengan
asumsi bahwa kedua digit pertama adalah “19”. Hal ini dilakukan di tahun 60-an
ketika komputer pertama dirancang untuk menghemat media penyimpan, tapi ketika
tahun baru 2000 tiba, komputer dapat menunjukkan tanggal yang berubah dari 31
Desember 1999 ke 1 Januari 1900,” ucapnya.
Akibatnya, lebih dari USD 300 miliar telah dilaporkan
dihabiskan dalam persiapan untuk mengantisipasi bencana yang disebut Y2K atau
Year 2 Kilo. “Sebagai akibatnya banyak perusahaan di seluruh dunia mengadakan
pembaharuan di bidang komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras,”
sambung Lamhot.
Sementara Dr. Frietz R. Tambunan Rektor Universitas
Katolik Santo Thomas (Unika) dalam sambutannya yang sekaligus membuka acara itu
mengatakan, sejak tahun 2011, kita telah memasuki Industri 4.0.
“Hal ini ditandai dengan meningkatnya konektivitas,
interaksi, dan batas antara manusia, mesin, dan sumber daya lainnya yang
semakin konvergen melalui teknologi informasi dan komunikasi,” kata Rektor.
Pemerintah Indonesia sendiri telah memasuki Industri 4.0
dengan peta jalan mengenai strategi Indonesia dalam implementasi memasuki
Industri 4.0 yang digagas Kementerian Perindustrian dengan nama “Making
Indonesia 4.0”.
“Untuk langkah awal dalam menjalankan peta jalan “Making
Indonesia 4.0”, ucap Frietz bahwa pemerintah akan menjadikan lima industri
nasional sebagai fokus implementasi industri 4.0 di tahap awal. Kelima industri
tersebut ialah makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia.
Rektor Universitas Katolik Santo Thomas (Unika) juga
menyampaikan terima kasih kepada seluruh civitas akademika hal ini
disampaikannya karena akreditasi Unika saat ini adalah B.
“Prestasi ini merupakan hasil kerjasama dari berbagai
pihak diantaranya, Pimpinan, Dosen, Pegawai, Mahasiswa, Alumni serta Rekan
Pengguna Alumni,” katanya.
![]() |
Dr. Janner Simarmata |
Dr. Janner Simarmata menyampaikan ada 4 hal penting
sebagai ciri era RI 4.0 yang dikenal dengan 4C yaitu critical thinking,
creativity, communication, dan collaboration.
“Ia selaku pemateri mencoba memaparkan sejarah revolusi
Industri dari mulai Industri 1.0 sampai dengan Industri 4.0 dengan
karakteristiknya masing-masing. Di Jerman sendiri industri 4.0 mulai berkembang
di beberapa wilayah, dan hampir disetiap wilayah terdapat industri 4.0. Adanya
Industri 4.0 tak terlepas dari adanya peran Akdemisi, bisnis dan pemerintah,”
kata dosen Universitas Negeri Medan (Unimed) ini.
Revolusi industri mengalami puncaknya saat ini dengan
lahirnya teknologi digital yang berdampak terhadap hidup manusia di seluruh
dunia. Revolusi industri terkini atau generasi keempat (4.0) mendorong sistem
otomatisasi di hampir semua aktivitas manusia.
“Akibatnya, pendidikan saat ini dihadapkan pada era
perubahan besar yakni revolusi industri 4.0. Sayangnya, masih sedikit dunia
pendidikan yang menyiapkan model pendidikan era ini. Padahal, jelas bahwa
revolusi industri 4.0 menuntut konsekuansi logis perubahan di semua sektor
dunia kerja,” ujarnya.
Sementara itu, Tonni Limbong, M.Kom sebagai dosen kita
harus bisa berinovasi dalam menyampaikan materi kuliah dengan memilih
metode-metode pendidikan yang inovatif di era digital.
“Persiapan sistem pembelajaran yang lebih inovatif
seperti penyesuaian kurikulum pembelajaran berbasis KKNI, dan meningkatkan
kemampuan mahasiswa dalam melakukan riset,” imbuhnya.
Mewakili Ketua Panitia, Sorang Pakpahan, M.Kom mengatakan
bahwa kegiatan ini dilaksanakan oleh Fakultas Ilmu Komputer (Ilkom) dan
kegiatan ini sebagai upaya memahamkan civitas akademika dan mahasiswa Unika
tentang arti penting pendidikan digital sebagai sebuah fenomena dalam revolusi
industri 4.0.
“Serta menjalankan amanah perguruan tinggi untuk
memberikan pemahaman tentang tantangan dan peluang di era disrupsi bagi
masyarakat,” kata Sorang.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh angkatan
mahasiswa-mahasiswi dilingkungan Fakultas Ilmu Komputer, sekitar 200 an,” dan
diharapkan seminar nasional ini dapat membuka wawasan para mahasiswa tentang
revolusi industri 4.0, dan rencananya tahun depan juga akan digelar seminar
serupa, “tutup Sorang. (js)